Selasa, 05 Oktober 2010

Kata Hati Pujangga: “Bisik-Bisik Khabar Angin”

Oleh : Lubab el-Zaman




Aku termangu
di siang senyap dari gemuruh suara kehidupan.
Kududuk melemas
bersandar ditubuh pohon perlindungan
sembari menikmati semilir angin
yang dengan lembut sedikit menyibak rambutku
membuat teringat akan hidupku
yang masih dalam pembaringan.


Gemuruh angin mengoyak pohon perlindungan
hembusannya memberikan selarik khabar
membuat diriku dalam pengharapan.
Bukanlah aku pemuja pohon
tapi selembut angin pohon mengajakku bercengkrama.
Aku hanya mengikuti irama nafasku
Sebuah irama duka hidupku
sebagai jawabku

Selembut angin berbisik tanya ditelingaku
Berkata ia
“Apa hidup itu?”

Aku dalam diam, membisu
di kala aku pun dalam pilu
menatap kepasrahan hidupku
yang bersandar di bawah pohon perlindungan.

“Apa jawabmu angin?”
Kutanya membalik membidik
dikala angin terus menyibak rambut rambutku.

Berkata ia dengan hembusan lembutnya
“Hidup adalah hembusan angin nafasmu.”

Aku bertambah pilu
mendapati jawabnya
dikala menatap hidupku
dalam kepasrahan
dalam ketidakberdayaan
dalam kehampaan jawaban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar