Selasa, 05 Oktober 2010

Kata hati pujangga:"Rayuan maut"

Bunga setaman
Mutiara-mutiara di lautan
Waktu hidup yang berjalan
Semua kuberikan untukmu,
demi kamu,
demi kebahagiaan.


Itulah rayuan.
Ah, aku muak!
Segala ucap rayuan.
Hati begitu dilemahkan, lalu bisa dihinakan.
Betapa sendu
Hati yang di landa rayu
melemah, terikat pasrah.

Di kala mulut-mulut rayuan
menyelinap,
masuk ruang-ruang hati,
lalu memakan segala isi keindahan perasaan.
Dan dikala kenyang memakan,
lalu keluar meninggalkan.

Sang perayu,
merayu penuh kemunafikan.
Betapa sendu
Korban rayuan,mengulang tak penghabisan.
Seolah inilah keindahan, kenikmatan
untuk sang di rayu
untuk sang merayu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar