Oleh : Lubab el-Zaman
Oh, rintik air tangis menertawakanmu
di saat kau tampilkan senyum
tapi hatimu tersayat, terluka.
hatimu terdiam,
menutup diri bersama kenangan
yang terkubur dan terdinding merapat,
sebagai sejarah usang yang terlupakan.
Tangismu hanya tersimpan,
tak berdaya menampakkan diri dengan wajah kedukaan.
Terpaksa senyummu hanya fatamorgana
hanya terlintas, begitu indah pancaranya.
Padahal itu adalah goresan kedukaan
yang terwakilkan bersama senyumnya.
Kau berikan senyum tak sebenarnya
hanya mengikuti alur kebahagiaan kawan-kawanmu
dan kau terhanyut dalam kebahagiaan semu,
demi kebahagiaan mereka.
Biarkan saja rintik air tangis menertawakanmu
itu hanya reflek dari sikapmu.
Kau menutupi tangis dengan senyum semu,
sehingga rintik tangis berbuat melucu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar