Selasa, 05 Oktober 2010

Kata Hati Pujangga: Menatap Pesantren Buntet

Oleh : Lubab el-Zaman




Menatap Pesantren Buntet
termakan zaman
terkikisnya nilai santri
hanya tertambal dari lintas harum mewangi Kiai Priayi.


Pesantren Buntet
sebuah dilema kekinian.
Terpampang pamflet pemerintah sebagai kelegalan
menghantui,
membuat kaum santri bagai memegang sekam kesucian.
terlepas sekam maka keburukan
terpegang sekam maka penderitaan.
Hanya harum mewangi Kiayi Priayi,
membuat kaum santri, pada hati menunduk mematuh.

Pesantren Buntet
kini,
kenapa nilai sang Kiayi Priyai hanya kebanggaan belaka.
Menjunjung tinggi keangkasa kehormatan
lalu pengakuan ke publik sebagai pengesahan terhormat,
dan berkata:
“Inilah kehoramatan kita,
sang Kiayi Priayi kita,
yang mengharumkan kita”.

Bisa saja itu hanya penutup bangkai jijik
terbungkus rapi
tak tercium sana sini.

Tapi dalam dada,
kosong akan makna sang Kiai Priayi.
Hanya gumpalan bangkai yang siap membusuki pesantren santri.

Kumenatap Pesantren Buntet.
Semoga keturunan-keturunanmu,
Akan hormat dengan hati
Sehingga harummu dalah harum keturunanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar